1) Laser CO2
Molekul laser CO2 berosilasi pada 10,6 μm dalam infra merah. Transisi yang utama terjadi diantara tingkat energi fibrasi dari molekul CO2. Laser CO2mengoperasikan pulsa (Q-switched) secara kontinyu. Bahkan, laser CO2mampu
mengemisikan sebuah gaya sehingga timbullah energi dan dapat memanaskan
beberapa material sehingga berpijar dalam waktu yang singkat. Karena
pancaran cahaya terhalang, maka penting untuk menggunakan material yang
tidak membebaskan bahaya kontaminasi dalam udara. Laser CO2 saat
ini digunakan untuk memotong besi, kain dan mengelas besi. Pelepasan
listrik yang mengeksitasi sebagian besar laser gas menghasilkan cahaya
atau sebuah pancaran yang disebabkan oleh anoda dan katoda pada ujung
plasma tipis atau tabung pelepasan. Sebagian kecil laser dieksitasi oleh
saluran frekuensi radio. Semua laser beroperasi dengan baik dengan
tekanan gas dibawah tekanan atmosfir.
Ada kelas yang lain dari laser gas yang dikenal dengan laser TEA (transversely exchited atmospheric-pressure lasers).
Laser TEA biasanya bergetar dan ini tereksitasi oleh sebuah pancaran
dengan tekanan atmosfer yang kuat. Arus pada pancaran itu mengalir dalam
sudut yang tepat menuju sumbu laser. Banyak laser CO2 yang
termasuk laser TEA. Laser-laser tersebut membutuhkan sistem pemeliharaan
gas yang relatif sederhana dan juga murah serta mudah dalam
perancangannya. Getarannya berulang seperti laser CO2yang lain yang memperlihatkan tenaga puncak yang tinggi atau tenaga rata-rata yang tinggi.
2) Laser Helium-Neon
Laser
Helium-Neon tidak dipompa secara optis, tetapi secara elektrik. Medium
aktifnya adalah campuran gas dari helium dan neon dengan perbandingan
5:1 pada tekanan sekitar 3 torr. Helium tereksitasi ke sebuah level
tertentu karena tabrakan elektron. Energi ditransfer dengan cepat ke
atom neon netral yang mempunyai tingkat energi sedikit dibawah atom
helium. Ini adalah level laser yang lebih atas. Transisi laser yang
paling penting pada panjang gelombang 633 nm.
Laser
He-Ne dipompa secara terus menerus, biasanya mnggunakan power suplay
DC. Power suplay DC ini khususnya pada rentang 0,3-15 mlwatt atau lebih
pada transverse mode 00. Banyak laser He-Ne memakai cermin setengah pada
tabung plasma. Keuntungan laser sangat sedikit; sudut Brewster windows esensial
untuk mencegah berkurangnya pantulan. Bahkan, kaca keluaran itu
mempunyai reflektansi lebih dari 99% dengan tabung plasma sepanjang 15
atau 20 cm. Karena Brewster window, keluarannya menyebar pada bidang vektor elektrik termasuk poros laser dan garis normal Brewster window.
Meskipun laser He-Ne tidak dipompa secara optis, tetapi karakteristik ambang dapat di deskripsikan dengan cukup oleh rate equations.
Pada kasus laser ruby, kita telah mengamati fluktuasi yang sangat luas
pada keluarannya. Ini menghubungkan ke osilasi pendek dari inversi
populasi n dengan ambang batas nilai nt. Pada laser He-Ne n tidak mengalami osilasi, tetapi lebih menerima nilai nt yang tepat. Hasilnya keluaran laser He-Ne kontinu dan stabil.
3) Laser Ion Argon
Laser
ion Argon dapat dibuat berosilasi dalam beberapa panjang gelombang pada
sepktrum tampak biru dan hijau. Transisi penting berada pada level
energi dari spectrum Ar+1. Arus pancaran tinggi akan di produksi dengan jumlah yang cukup dari ionisasi atom Argon tunggal. Selain laser Argon, terdapatkrypton-ion laser yang menghasilkan garis merah kuat dibanding yang lain.
Karena
cukupnya energi utuk mengionisasi atom dan kemudian meningkatkan ion ke
tingkat tereksitasi, efisiensi dari semua pancara laser rendah.
Meskipun inversi populasi tertahan, laser ini memiliki keuntungan yang
sangat tinggi dan dapat menghasilkan kekuatan output yang terus menerus
sampai beberapa watt. Garis laser argon yang paling penting adalah pada
panjang gelombang 514,5 nm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar